Senin, 10 Oktober 2016

Ekonomi Teknik



Definisi Ekonomi Teknik
Ekonomi teknik (Engineering economy) adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik. Tujuan utama dari ekonomi teknik pada dasarnya adalah efisiensi yang diukur dengan nilai waktu dari uang. Menurut Eva F. Karamah, ekonomi teknik berfungsi untuk mengetahui konsekuensi keuangan dari produk, proyek, dan proses-proses yang dirancang oleh insinyur dan membantu membuat keputusan rekayasa dengan membuat neraca pengeluaran dan pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan datang – menggunakan konsep “nilai waktu dari uang.


1. Ruang Lingkup Ekonomi Teknik
            Ekonomi teknik digunakan pada ruang lingkup kerja seperti proyek teknik, atau hal-hal yang berkenaan dengan usaha yang didalamnya terdapat unsur penyediaan komponen teknik dan sebagainya. Ekonomi teknik dapat digunakan oleh para insinyur untuk mencari solusi terbaik dengan mengukur nilai ekonomi dari setiap alternatif solusi yang potensial. Sebagai sebuah metode, prinsip dari ekonomi teknik dapat digunakan pada saat-saat seperti pemilihan komponen proyek, melakukan perbandingan desain-desain yang lebih efisien, membuat keputusan investasi modal, dan saat mengevaluasi kesempatan pendanaan atau finansial.


2. Pengertian proposal teknik dan hubungannya dengan ekonomi teknik
            Dalam prosesnya, pengadaan suatu proyek-proyek teknik memerlukan perencanaan yang matang dan mendetail. Biasanya rancangan, komponen, alat serta pendanaan yang dibutuhkan suatu proyek teknik akan disusun terlebih dahulu dalam suatu proposal teknik. Proposal teknik merupakan suatu usulan kegiatan dalam bidang teknik yang diterangkan dalam bentuk rancangan kerja secara terperinci dan sistematis yang akan dilaksanakan atau dikerjakan. Dalam menyusun proposal teknik perlu diterapkan prinsip-prinsip ekonomi teknik. Hal ini dimaksudkan agar dalam perancangan dan pembuatan proyek dapat dilakukan se-efisien mungkin. Oleh karena itu, proposal teknik harus dibuat sebaik mungkin agar dukungan yang didapat baik berupa fasilitas atau pendanaan yang diajukan akan diterima secara maksimal sehingga proyek yang dirancang akan berjalan lancar.


3. Pengertian proses pengambilan keputusan
            Tingkat keberhasilan suatu proyek teknik tidak hanya ditentukan oleh keahlian insinyur saja (dibidang teknik), akan tetapi perlu juga dilakukan pengambilan-pengambilan keputusan yang baik untuk menjalankan proyek tersebut (diluar keahliannya di bidang teknik). Oleh karena itu proses pengambilan keputusan itu harus dirinci secara baik. Proses pengambilan keputusan merupakan proses dimana dilakukan pertimbangan mengenai kebijakan atau keputusan apa saja yang akan diambil dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah proyek teknik.

4. Tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam bidang engineering
            Prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang baik dalam ekonomi teknik diantaranya:
1.      Gunakan suatu ukuran yang umum
-Nilai waktu dari uang
-Nyatakan segala sesuatu dalam bentuk moneter.

2.      Perhitungkan hanya perbedaan
-Sederhanakan alternatif yang dievaluasi dengan mengesampingkan biaya-biaya umum
-Sunk costs dapat diabaikan.

3.      Evaluasi keputusan yang dapat dipisah secara terpisah
-Perusahaan memisahkan keputusan finansial dan investasi

            Dalam bidang engineering misalnya proyek teknik tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam mengambil keputusan yang tepat agar proyek berjalan lancar adalah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi atau memahami persoalan dengan baik.
2.      Merumuskan tujuan penyelesaian masalah
3.      Mengumpulkan data-data yg relevan
4.      Klarifikasi, klasifikasi dan validitas kebenaran data yang terkumpul
5.      Identifikasi atau pelajari alternatif pemecahan masalah yang mungkin
6.      Menetapkan kriteria pengukuran alternatif
7.      Menyusun atau menyiapkan model keputusan
8.      Melakukan evaluasi dan analisis terhadap semua alternatif yg disediakan
Mengambil keputusan sesuai dengan tujun menerapkan atau mengimplementasikan keputusan yg telah diambil.

5. Proses Pengambilan Keputusan
            Dalam pengambilan keputusan, insinyur akan selalu dihadapkan pada suatu masalah mengenai alternatif-alternatif yang akan digunakan dalam proyeknya. Barikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam proses pengambilan keputusan:
1.      Mengenali masalah
Sangat penting dilakukan agar kita tahu masalah apa yang sedang dihadapi sehingga akan lebih fokus pada penyelesaiannya. Dalam proyek teknik masalah dapat dikenali oleh berbagai pihak terkait, bisa oleh pemilik masalah sebagai pengambil keputusan, pemecah masalah seperti insinyur atau manajer, atau oleh para operator yang langsung berhubungan dengan hal-hal teknis di lapangan.

2.      Menetapkan tujuan dan sasaran
Tujuan pembuatan proyek teknik harus ditetapkan agar proyek dapat berjalan sesuai rencana. Dalam bidang teknik tujuan ini juga perlu diketahui dalam mengerjakan suatu proyek untuk menyelesaikan masalah secara tepat dan rinci sehingga tidak banyak waktu yang terbuang nantinya.

3.      Menyusun data yang relevan
Dalam bidang teknik data merupakan landasan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dalam pengerjaannya, data akan menjadi suatu acuan untuk melakukan suatu proyek. Penyusunan data juga dapat membantu efisiensi dalam merancang proyek teknik.

4.      Mengidentifikasi alternatif yang layak
Setiap masalah memiliki alternatif yang dapat diambil untuk penyelesaiannya. Dengan mengenali alternatif-alternatif yang ada kita dapat mengeliminasi alternatif mana yang dapat digunakan. Untuk memilih alternatif yang layak dalam proyek teknik harus dilandaskan alasan yang logis seperti komponen yang terbatas, ketiadaan material, dan keterbatasan waktu kerja.

5.      Menetapkan kriteria alternatif yang terbaik
Alternatif yang baik ditentukan oleh kriteria tertentu. Dengan kriteria tersebut maka insinyur dapat mengeliminasi alternatif mana yang dapat dipakai untuk proyek teknik yang dikerjakannya. Misalnya, kriteria komponen, kriteria efisiensi bahan material, dan lain-lain

6.      Membangun model keterhubungan
Pada tahap ini semua yang telah diidentifikasi yaitu, masalah, tujuan, data, alternatif potensial dan karakteristik alternatif dihubungkan menjadi satu. Hubungan dari elemen-elemen itu dibuat menjadi model matematika yang menunjukkan hubungan antara variabel. Model yang dibuat tersebut digunakan untuk memprediksi keluaran dari setiap alternatif.

7.      Memilih alternatif terbaik
Proses ini dilakukan dengan melihat hasil dari keluaran model yang telah dibuat sebelumnya.

8.      Audit pasca keputusan
Audit penting dilakukan untuk memproyeksikan apakah alternatif yang dipilih telah sesuai dengan hasil yang diinginkan atau belum. Dengan adanya audit pada bagian akhir maka insinyur akan bekerja lebih baik lagi dalam perancangannya sehingga kesalahan-kesalahan dapat dihindari sebelumnya.

6. Analisis pengambilan Keputusan
            Analisis pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan pertimbangan dan pengalaman manajemen. Analisis tersebut dilakukan jika masalah tidak terlalu rumit dan pengambil keputusan memiliki pengalaman akan masalah sejenis.
            Analisis kuantitatif lebih bersifat seni dibanding ilmu. Kemampuan melakukan analisis kualitatif melekat pada diri pengambil keputusan dan biasanya meningkat seiring bertambahnya pengalaman. Ketajaman dalam analisis pengambilan keputusan dapat ditingkatkan dengan mempelajari dan memahami berbagai metode analisis kuantitatif lebih dalam.
            Secara umum, masalah-masalah yang bisa dipecahkan dengan analisis kuantitatif harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1.      Masalah tersebut cukup rumit dan penting serta memiliki alasan yang kuat untuk dianalisis dan dipecahkan.
2.      Tidak bisa dipecahkan secara langsung tanpa melakukan analisis kuantitatif dan mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin dapat terjadi.
3.      Masalah tersebut memiliki aspek ekonomi yang cukup penting dan pengambil keputusan menghendaki suatu analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan.
            Ekonomi teknik (engineering economy) adalah salah satu alat analisis pengambilan keputusan kuantitatif yang menitikberatkan pada aspek ekonomi di bidang teknik. Alat tersebut terdiri dari evaluasi sistematik terhadap manfaat dan biaya usulan-usulan proyek yang melibatkan rancangan dan analisis teknik untuk menentukan apakan proyek yang diusulkan layak dilaksanakan atau tidak.
            Masalah-masalah yang dapat dipecahkan dalam ekonomi teknik adalah masalah yang termasuk dalam kategori intermediate problems. Dalam analisis ekonomi teknik, aspek ekonomi merupakan komponen utama dalam pengambilan keputusan, meskipun mungkin saja banyak terdapat aspek lain dalam masalah tersebut sebelumnya.

7. Proses Pemecahan Masalah
            Masalah-masalah yang timbul dalam pengambilan keputusan tentu perlu penyelesaian yang tepat. Untuk menyelesaikannya seorang insinyur haruslah tahu tahapan penyelesaian yang baik dan sistematis.
1.      Memformulasikan permasalahan, termasuk di antaranya menentukan ruang lingkup secara umum yang menggambarkan kondisi awal dan akhir yang dihubungkan dengan proses “kotak hitam” yang belum diketahui. Artinya, pada tahap ini hanya perlu diformulasikan permasalahan apa yang dihadapi dan kondisi apa yang diharapkan setelah suatu solusi diterapkan, tanpa harus menyatakan bagaimana cara atau metoda solusi yang akan digunakan.
2.      Menganalisis permasalahan untuk menyatakan permasalahan tersebut dengan lebih detail termasuk memformulasikan tujuan, sasaran, kendala yang dihadapi, variabel keputusan yang harus dicari nilainya, serta kriteria keputusan yang akan digunakan. Tahap ini menjadi begitu penting karena kelemahan atau kesalahan yang terjadi di sini akan berakibat langsung pada keputusan yang akan diambil.
3.      Mencari alternatif-alternatif solusi dari permasalahan yang dianalisis. Tahap ini membutuhkan kreativitas dalam menemukan alternatif-alternatif solusi. Seringkali tahap ini digabungkan langsung dengan tahap evaluasi alternatif. Sebagai akibatnya, usaha pencarian alternatif sering dihentikan setelah ditemukan alternatif yang dinilai layak secara ekonomis walaupun sebenarnya masih ada alternatif yang lebih baik.
Memilih alternatif terbaik melalui pengukuran performansi masing-masing alternatif dan dibandingkan dengan kriteria keputusan yang telah ditetapkan. Alternatif-alternatif yang masih akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya untuk selanjutnya dipilih yang terbaik.

Contoh kasus yang menggunakan ekonomi teknik pada bidang teknik elektro
Seorang engineer diminta sebuah perusahaan otomotif membuat robot untuk keperluan proses welding sebanyak 20 unit. Setiap unit robot memerlukan biaya perancangan, komponen, dan pembuatan sebesar Rp. 50.000.000,- dan biaya untuk tenaga assisten engineer tersebut sebesar Rp. 10.000.000,-. Setelah mengerjakan 8 unit robot, engineer tersebut menemukan metode perancangan dan pembuatan robot yang lebih sederhana dengan mengeliminasi beberapa komponen yang dapat digabung sehingga biaya perancangan, komponen, dan pembuatan alat berkurang menjadi Rp. 45.000.000,- dan biaya tenaga asissten akan ikut berkurang menjadi Rp. 8.000.000,-. Akan tetapi metode baru tersebut membutuhkan alat tambahan dengan biaya sebesar Rp. 72.000.000,-. Jika engineer menganggarkan biaya lain-lain sebesar 200% dari biaya tenaga asissten. Metode manakah yang lebih menguntungkan untuk dipilih, metode lama atau metode baru?
Solusi:

Metode lama:
            Biaya komponen         : 12 x Rp. 50.000.000                         = Rp. 600.000.000
            Biaya asissten              : 12 x Rp. 10.000.000                         = Rp. 120.000.000
            Biaya lain-lain             : 200% x biaya asissten           = Rp. 240.000.000
            Total untuk pembuatan 12 unit robot tersisa              = Rp. 960.000.000
Metode baru:
            Biaya penambahan alat                                               = Rp. 72.000.000
            Biaya komponen         : 12 x Rp. 45.000.000                         = Rp. 540.000.000
            Biaya asissten              : 12 x Rp. 8.000.000               = Rp. 96.000.000
            Biaya lain-lain             : 200% x biaya asissten           = Rp. 192.000.000
            Total untuk pembuatan 12 unit robot tersisa              = Rp. 900.000.000

Dari perhitungan diatas, maka metode yang menguntungkan untuk membuat 12 unit tersisa adalah metode yang baru dengan penambahan alat.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar